Selasa, 24 Mei 2011

Dibutuhkan Guru Gambar Sanggar

Guru Gambar Sanggar Tetuko Art School
Requirements:

* Wanita, Single, 21-31 tahun
* Memiliki Kemampuan Menggambar
* Kreatif, Mandiri, Tekun, Bersemangat, Cerdas
* Bertanggung Jawab
* Tepat waktu
* Bisa mengajar gambar untuk anak TK sampai dengan SMP
* Tinggal di TANGERANG SELATAN
* Lulusan SMA/D1/D3/ S1 atau Akademi
* Bersedia bekerja full time

Untuk melamar posisi ini, kirimkan Softcopy file : CV / data resume, pasfoto terbaru, beserta contoh hasil karya gambar Anda (bisa berupa foto digital hasil karya gambar Anda atau hasil scan gambar Anda atau Anda bawa hasil karya Anda saat interview) ke :

email:
cantumkan subject: Guru Gambar pada email Anda.

Kontak person: Tetuko Art School
Lamaran diterima maksimal 1 bulan setelah tanggal tayang iklan ini.

Minggu, 22 Mei 2011

Melukis Dapat Meningkatkan Kecerdasan Anak

Bu…  buku gambar Syavira di mana?,” teriak Syavira kepada ibunya. “Buku gambarnya habis, Syavira beli dulu ya di toko sebelah,” jawab Ibu Syavira. Nah, saking seringnya menggambar, Syavira sering menghabiskan buku gambarnya untuk menggambar atau melukis. Syavira ini merupakan salah satu dari teman adik-adik yang gemar menggambar.
Dengan melukis ternyata dapat meningkatkan kecerdasan pada seorang anak lho? Seperti yang telah diungkapkan oleh Nanik Prihartanti, psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Ibu Nanik menyampaikan bahwa dengan menggambar atau melukis dapat meningkatkan kreativitas anak. “Kalau anak tersebut dibebaskan untuk berkreasi, maka dengan menggambar atau menulis dapat mengasah jiwa kreativitas anak,” papar Ibu Nanik saat ditemui Joglosemar beberapa waktu yang lalu.

Jadi janganlah ketika orangtua kita sering mengajari untuk menggambar rumah, gunung serta pemandangan yang lain. Ternyata hal tersebut sangat membantu perkembangan adik-adik.

Karena dengan belajar menggambar tak hanya mengasah otak kiri tetapi juga otak kanan. Bahkan aspek emosional pun dapat diasah melalui coretan di kertas.
“Kalau anak itu selalu memiliki inisiatif untuk menggambar, serta selalu berkreasi maka membuktikan bahwa anak tersebut memiliki jiwa kreatif yang tinggi,” imbuh Ibu Nanik.
Ibu Nanik menambahkan bahwa selain melatih kekreatifan, menggambar atau menulis juga dapat melatih kemampuan verbal pada diri anak. Apalagi kalau setelah menggambar atau melukis, anak-anak dapat menceritakan apa yang telah digambarnya tersebut. “Dengan dibiasakan untuk menceritakan apa makna dari karyanya, maka hal tersebut dapat menumbuhkan kemampuan tersendiri pada diri anak,” tambah Ibu Nanik.
Yang Dipikirkan

Secara psikologis apa yang digambar atau apa yang telah dilukis oleh anak tersebut merupakan apa yang sedang dipikirkan oleh seorang anak. Biasanya anak lebih suka melukis kondisi keluarga serta harapan-harapan yang diinginkan yang disimbolkan lewat gambar atau lukisan.

“Jika suasana hati anak tersebut senang, maka dia juga akan menghasilkan gambar yang menandakan bahwa hatinya sedang senang. Namun jika kondisi sebaliknya, maka anak juga akan menghasilkan gambar dengan simbol-simbol kesedihan,” ujar Ibu Nanik.

Tak hanya itu melalui lukisan dapat menjadi alat untuk berkomunikasi antara anak dengan orang lain. “Gambar dapat menjadi alat komunikasi bagi mereka yang secara verbal memiliki keterbatasan,” terang Ibu Nanik.
Ibu Nanik menjelaskan, jika terdapat seorang anak yang sedang menggambar atau melukis, namun hasilnya kurang baik, maka sebagai orangtua dilarang untuk menjelek-jelekkan. “Walaupun karya anak itu jelek, namun tidak ada salahnya kalau kita memuji karya anak tersebut, supaya besok termotivasi untuk menjadi lebih bagus,” tegasnya.
 
Dengan pujian tersebut, maka sang anak akan menjadi termotivasi dan tentunya akan berkarya supaya menjadi yang lebih baik. Selain itu, melalui sikap ini juga dapat membantu anak untuk menanamkan sikap menghargai.
 
Selain mempengaruhi aspek psikologis, melukis atau menggambar dapat mempengaruhi aspek motorik anak. Ketika melukis atau menggambar mebutuhkan gerak seperti gerak tangan dengan memadukan  indera pendengaran serta emosi perasaan. Sehingga dengan gerak tersebut dapat melatih motorik anak untuk tetap berkembang.
 
Selain menggambar atau melukis, anak juga dapat melatih syaraf motoriknya dengan mewarnai. “Jika seorang anak sudah baik dalam hal mewarnai maka perkembangan motorik halus anak sudah baik. Namun jika mewarnai tersebut masih corat-coret berarti syaraf motorik halus belum berkembang optimal,” tambahnya.
Sehingga anak perlu dilatih sejak sedini mungkin untuk belajar berekspresi lewat sebuah gambaran atau lukisan. Orangtua  dapat menyediakan papan atau kertas yang dilengkapi dengan alat tulisnya. Dengan demikian bakat sang anak akan menjadi tersalurkan.
 
Kita pun dapat melihat bakat anak lewat lukisan atau gambarannya, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang cerdas tersebut, mereka juga gemar berkreasi.

MENGENAL ALAT DAN BAHAN MELUKIS DENGAN CAT MINYAK

Cat Minyak
Cat Minyak merupakan gabungan antara zat pewarna dengan minyak pengering.jadi cat minyak ini di encerkan dengan minyak khusus yang sering disebut oil/ minyak cat. Untuk jenis cat minyak ada banyak pilihan yang dapat kita pilih dan sudah siap pakai.

Oil / Minyak cat

Fungsi bahan minyak cat ini adalah untuk mengencerkan cat minyak. Untuk mengatur keadaan cat minyak dalam posisi encer atau tidak di tentukan banyak sedikitnya penggunaan minyak cat ini.
Kuas
Kuas merupakan alat yang di gunakan untuk menguas/menuangkan cat ke media lukis.jenis dan bentuk kuas banyak tersedia dari bentuknya,ukurannya.Pemilihan kuas tergantung dari goresan yang bagaimana yang akan kita inginkan.Jenis kuas ada yang pipih ada juga yang bullet pada ujung kuasnya.
Palet
Palet adalah alat yang digunakan untukl tempat mencampur cat.jenis dan ukuran palet juga banyak tersedia berbagai ukuran.Palet ini fungsinya untuk mempermudah dalam pencampuran warna dan keteraturan letak cat memudahkan pengambilan cat, ini berkaitan dengan posisi cat pada palet.

Pisau Palet
Adapun fungsi dari pisau palet ini adalah untuk mencampur cat dipalet bias juga untuk membuat efek-efek goresan pada media lukis.Untuk besar kecilnya penampang pisau palet tersedia berbagai jenis, ada yang runcing ,lebat dan bulet.
Standar
Lukis cat minyak untuk mudahnya di kerjakan pada meja lukis yang di sebut standat.pada standar ini ukuran tinggi rendahnya bias di atur sesuai dengan kebutuhan yang di kehendaki.bahan dari standar ini ada yang dari kayu maupun dari almunium.

Belajar Melukis, Melatih Kreativitas Anak

Menggambar dan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Gambar-gambar yang mereka hasilkan menunjukkan tingkat kreativitas masing-masing anak.

 Orang tua yang peduli dengan perkembangan kreativitas putra-putrinya biasanya akan mengikutkan mereka les lukis, kursus melukis sejak dini. Semakin muda usia anak, semakin mudah diarahkan.
Menurut pelukis senior sekaligus pengajar lukis Asri Nugroho, usia yang paling baik bagi anak untuk belajar melukis adalah empat tahun. Pada masa tersebut, anak-anak paling suka bermain-main. Karena itu, gambar-gambar kartun yang mereka hasilkan bisa beragam, bergantung kesukaan masing-masing anak. “Ketika anak usia empat tahun belajar melukis atau kursus melukis , mereka harus dibiarkan dan terus dipuji. Tindakan tersebut bisa memancing kreativitas dia,” ujarnya.

Memasuki usia sekolah dasar, gambar yang dihasilkan mulai berbentuk. Pada usia 11 sampai 12 tahun, fantasi anak yang dituangkan dalam gambar lebih terlihat. “Bisa dibilang, pada usia ini, gambar kartun mereka itu sedang bagus-bagusnya,” kata pelukis yang tinggal di Perumahan Gunung Sari Indah tersebut.

Untuk itu, ketika menginjak bangku SMP, sebisanya anak tidak menghentikan aktivitas les lukis. “Karena di usia ini, gambar mereka sudah mulai terarah. Kalau diseriusi, dia bisa menjadi pelukis hebat,” lanjut Asri.

Soal jadwal di sanggar lukis, Asri menyarankan paling baik seminggu sekali bagi para pemula. Jika mulai mahir, porsi les menggambar di sanggar lukis bisa ditingkatkan menjadi dua kali seminggu. “Bisa saja sampai tiga kali seminggu kalau dia memang benar-benar ingin menjadi pelukis profesional,” jelas ayah dua anak itu.

Selain jadwal melukis, yang perlu diperhatikan adalah peralatan melukis. Menurut Asri, saat ini ada banyak alternatif peralatan melukis. Namun, yang paling tepat bagi anak-anak usia TK hingga SD adalah krayon atau pensil warna. ”Karena mereka belum tahu materi dan sifat dari peralatan menggambar tersebut,” terang pelukis yang selalu mengucir rambutnya itu. Penggunaan cat air lebih disarankan bagi mereka yang sudah menginjak bangku SMP.

Menggambar, lanjut Asri, memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat yang paling terlihat adalah membantu mengembangkan fungsi otak kanan. ”Kalau sejak dini sudah belajar menggambar, perkembangan otak kanannya juga cepat sehingga kreativitasnya bisa berkembang dengan baik,” imbuh Asri.

Salah satu orang tua metropolis yang peduli dengan perkembangan kreativitas anaknya adalah Eny Yuniastuti. Putri Eny yang kini berusia delapan tahun bisa menggambar dengan apik hanya dalam waktu singkat.

Sumber : www.jawapos.co.id

Manfaat Kursus Gambar, Melukis pada Anak

Menggambar dan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Gambar-gambar yang mereka hasilkan menunjukkan tingkat kreativitas masing-masing anak.

Orang tua yang peduli dengan perkembangan kreativitas putra-putrinya biasanya akan mengikutkan mereka Kursus Gambar, kursus melukis sejak dini. Semakin muda usia anak, semakin mudah diarahkan.

Menurut pelukis senior sekaligus pengajar lukis Asri Nugroho, usia yang paling baik bagi anak untuk belajar melukis atau ikut kursus gambar adalah empat tahun. Pada masa tersebut, anak-anak paling suka bermain-main. Karena itu, gambar-gambar kartun yang mereka hasilkan bisa beragam, bergantung kesukaan masing-masing anak. “Ketika anak usia empat tahun belajar melukis atau kursus gambar, mereka harus dibiarkan dan terus dipuji. Tindakan tersebut bisa memancing kreativitas dia,” ujarnya.

Memasuki usia sekolah dasar, gambar yang dihasilkan mulai berbentuk. Pada usia 11 sampai 12 tahun, fantasi anak yang dituangkan dalam gambar lebih terlihat. “Bisa dibilang, pada usia ini, gambar kartun mereka itu sedang bagus-bagusnya,” kata pelukis yang tinggal di Perumahan Gunung Sari Indah tersebut.

Menurut Asri, saat ini ada banyak alternatif peralatan melukis. Namun, yang paling tepat bagi anak-anak usia TK hingga SD adalah krayon atau pensil warna. ”Karena mereka belum tahu materi dan sifat dari peralatan menggambar tersebut,” terang pelukis yang selalu mengucir rambutnya itu. Penggunaan cat air lebih disarankan bagi mereka yang sudah menginjak bangku SMP.

Menggambar atau kursus gambar, lanjut Asri, memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat yang paling terlihat dari kursus gambar adalah membantu mengembangkan fungsi otak kanan. ”Kalau sejak dini sudah belajar menggambar dan ikut kursus gambar, perkembangan otak kanannya juga cepat sehingga kreativitasnya bisa berkembang dengan baik,” imbuh Asri.

Sumber : melafirraz.wordpress.com

Lukisan Potret

Lukisan potret adalah lukisan yang biasanya menggambarkan wajah seseorang, dari sana, kata “potret” berasal. Sebuah lukisan potret dilukis dengan tujuan untuk menampilkan semua karakteristik dan fitur seseorang. Pelukis mencoba untuk menekankan detail-detail dalam sebuah lukisan potret. Atas permintaan orang yang dilukis, noda kecil dan detail terlihat lainnya dapat dihilangkan sama sekali. Mereka hanya disimpan “rahasia” sebagaimana pelukis akan menyebutnya.

Di zaman kuno (empat ribu tahun sebelum masehi) bangsawan telah mulai melestarikan gambar dirinya untuk anak cucunya. Lukisan potret yang berasal dari Mesir kuno, seperti banyak gambar dalam piramida menunjukkan mereka yang telah meninggal, tetapi di Yunani genre ini disempurnakan.

Namun, lukisan potret tidak muncul ke permukaan untuk waktu yang lama sampai Renaissance jaman Renaissance. Periode utama lukisan potret baru dimulai di jaman Renaissance oleh seniman seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, Raffael dan Tizian.

Pada abad berikutnya, lukisan potret berkembang semakin pesat. Sebagai contoh, pada abad ke-17, Peter Paul Rubens adalah pelukis sewaan yang sangat diminati. Bangsawan dan orang kaya melestarikan sendiri gambar mereka untuk anak cucu oleh pelukis Baroque yang terkenal ini.

Dengan pengenalan fotografi pada abad 19 dan 20 dan metode-metode komunikasi, lukisan potret modern berubah secara fundamental. Sejak saat itu, orang biasa juga dapat memiliki lukisan potret dengan harga terjangkau.

Apa yang mencirikan seorang pelukis potret yang baik? Seorang pelukis potret harus dapat melukis seseorang dengan semua fitur pentingnya. Ia harus mampu menggambarkan dengan tepat apa yang sebenarnya terlihat.

Menggambar dengan Pensil – Inspirasi bagi Pemula

Meskipun menggambar dengan pensil merupakan bentuk pertama dari seni, kebanyakan orang akan mengatakan belajar menggambar itu tidak mudah. Banyak cara untuk belajar menggambar dengan pensil, terdapat beberapa latihan dasar dan tips menggambar yang dapat membantu mengembangkan keterampilan menggambar.

Satu tips untuk membantu mengembangkan keterampilan menggambar adalah mengikuti nasehat Cezanne yang terkenal dan fokus melakukan latihan berdasarkan nasehat tersebut. Cezanne terkenal karena mengatakan bahwa segala sesuatu di alam dapat diwakili dalam bentuk silinder, bola dan kerucut. Dia juga mengatakan, “Kita pertama kali harus belajar bentuk geometris: kerucut, kubus, silinder, bola”
Setiap kali memiliki waktu luang, berlatihlah untuk mencari bentuk-bentuk tersebut dalam objek yang berbeda. Jika Anda memiliki pensil dan kertas, analisa dan gambar objek untuk bentuk-bentuk tersebut. Ini adalah tips menggambar penting untuk pemula yang dapat dilakukan di mana saja dan hampir kapan saja.
Anda bisa mengembangkan latihan ini dengan mengambil foto-foto dari majalah dan menggambar dengan pensil di atas foto untuk mencari bentuk-bentuk dasar. Anda bisa menggunakan warna yang berbeda untuk setiap bentuk. Anda tidak perlu melihat seseorang sebagai sebuah kerucut dengan sebuah bola di atasnya tetapi cobalah untuk membayangkan bagaimana gambar akan terlihat jika disederhanakan dengan cara ini, serta bagaimana benda sehari-hari lainnya akan terlihat.

Sebuah kata terakhir tentang Cezanne, ia adalah inspirasi bagi semua seniman Cezanne bukan seniman alami yang terampil. Dia tahu apa yang ingin dilakukan, tetapi mengalami kesulitan dalam teknik melakukannya. Lihatlah gambar pensil dan lukisan awalnya, bandingkan dengan karyanya di kemudian hari, lihat bagaimana ia mengembangkannya, ambillah inspirasi dari sana.

Dimana Menemukan Ide Melukis?

Mencari Ide?

Jika anda tidak memiliki ide melukis yang bagus, maka semua teknik melukis di dunia hampir tidak berguna sama sekali. Jadi, dimana anda akan memperoleh ide yang dapat anda gunakan untuk membuat dan mengembangkan lukisan sendiri yang menjadi hasil karya yang unik? Berikut berbagai pilihan yang saya percayai.

Memberikan waktu untuk bereksperimen juga penting. Lembut pada diri sendiri dengan membiarkan diri membuat kesalahan dan melihat kemungkinan pengembangan diri. Gunakan ide sebagai awal untuk melukis, bukan akhir.
 
1. Buat Daftar Pilihan, yang Anda Sukai atau Tidak Disukai
Anda tidak akan mempunyai ide melukis tanpa memiliki ide gaya atau aliran seperti apa yang akan anda buat. Maka langkah pertama untuk memperoleh ide adalah dengan membuat daftar pilihan yang ingin anda pertimbangkan.
Subjek atau gaya apa yang anda sukai, buat daftar juga apa yang anda tidak sukai, kemudian mulai persempit dari list yang anda sukai. Sebagai contoh, apakah anda ingin membuat lukisan tokoh, pemandangan atau abstrak? Gaya apa yang ingin anda pakai: abstrak, realistis atau ekspresionis? Apakah anda akan menggunakan palet terbatas atau dominasi satu warna? Persempit pilihan tersebut hingga menjadi satu atau dua saja. Kemudian mulailah melukis.
 
2. Catat Ide Pada Kertas, Buat pada Sketsa atau Jurnal
Jangan merasa terintimidasi dari banyaknya catatan, sketsa, ataupun jurnal yang anda buat. Catatan, Sketsa, dan jurnal bukanlah hal yang dipamerkan. Mereka sangat berguna sebagai penyimpan ingatan dan ide. Seperti halnya diary.
Pakai buku sketsa seperti jurnal kreativitas, dengan membuat banyak sketsa seperti bahasa tulis. Milikilah buku sketsa seukuran saku dan pena dalam sebagian besar waktu anda, serta milikilah buku sketsa besar jika anda ingin melukis di tempat sewaktu-waktu. Jangan kuatir soal kerapian atau keteraturan, karena ide dapat muncul kapan saja.
 
3. Kumpulkan Ide Melukis dari Lingkungan yang Anda Tinggali
Tempat yang paling tepat untuk memulai pencarian ide melukis adalah di mana anda tinggal sekarang. Ruang keluarga dan dapur anda menunjukkan benda-benda tak bergerak. Halaman memperlihatkan tanaman dan bunga yang dapat berubah seiring perubahan musim. Jalanan, pertokoan, café dan orang berhalu-lalang juga dapat menjadi ide buat anda.
 
4. Pakai Satu Ide Lebih dari Sekali
Tidak ada aturan bahwa sebuah ide hanya boleh dipakai untuks satu lukisan. Satu ide dapat dijadikan beberapa lukisan serial ataupun dengan gaya, medium, aliran, komposisi warna dll yang berbeda-beda. Ambil satu lukisan yang anda sukai. Buatlah variasi dari berbeda dari lukisan tersebut.
 
5. Tanya Ide Lukisan dari Orang Lain
Menanyakan ide lukisan dari orang lain dapat sangat mengejutkan. Anda tidak akan pernah dapat menebak ide apa yang akan disampaikan. Buatlah catatan dari ide-ide ini, terutama yang menarik perhatian anda kemudian buatlah versi anda sendiri.
 
6. Perluas Pengetahuan Anda Mengenai Sejarah Seni Lukis
Jangan abaikan kekayaan budaya dan sumber dari berabad-abad sejarah seni lukis. Jika anda merasa bosan ketika mendapat pengetahuan sejarah seni lukis dari sekolah, anda mencarinya dari biografi seniman, documenter TV ataupun film.
 
7. Internet
Anda dapat memperoleh ide dengan mecarinya di internet. Baik dari website yang berkaitan dengan lukisan, atau justru dari website yang justru tidak ada kaitannya sama sekali.

Bagaimana Memegang Kuas Cat Air?

The Screwdriver Watercolor Brush Grip © 2008 Gregory Conley
Memegang dengan Gaya Obeng


Pass the Pencil Watercolor Brush Grip © 2008 Gregory Conley
Memegang dengan Gaya Memberikan Pensil


The Pinch Watercolor Brush Grip © 2008 Gregory Conley
Memegang dengan Gaya Mencubit


The Conductor Watercolor Brush Grip © 2008 Gregory Conley
Memegang dengan Gaya Konduktor

Gaya Klasik
Memegang kuas secara klasik seperti anda memegang pena maupun pensil untuk menulis. Bedanya anda sedang melukis, bukan menulis. Ambil kuas anda dan pegang bagian tertebal pegangan di atas ferrule (bagian pada kuas yang terbuat dari besi yang mengikat rambut kuas). Pegang kuas seperti anda akan menulis. Anda ingat cara melukis bukan? Putar kuas dengan jari anda untuk menemukan keseimbangan dan kenyamanan pegangan anda.
Setelah ada memegang kuas seperti alat tulis, maka gunakanlah untuk menulis. Latihlah dengan cara membuat tanda tangan anda. Mungkin anda akan membutuhkan beberapa latihan agar anda cocok dengan gaya ini. Maka gunakan waktu anda untuk berlatih.
Pegangan klasik memberi anda control linear, membuatnya ideal untuk membuat garis. Kontrol untuk pegangan gaya ini dimulai dari aksi lengan dan pergelangan, sampai ke kontrol terbaik dari jari.

Gaya Mencubit
Pegang kuas anda seperti anda mengambil pensil dari sebuah meja, jepit kuas antara ibu jari dan jari-jari. Cara ini disebut cubitan karena kita seperti mencubit pada saat memegang kuas. Setelah kuas dipegang, anda dapat melemaskan pegangan sehingga kuas dapat bergerak, tetapi anda harus memakai ujung jari-jari anda untuk memegang kuas ketika melukis. Anda dapat memakai 2 hingga 4 jari untuk memegang kuas.
Sebagian besar kontrol dari pegangan ini adalah pada lengan, pergelangan dan ujung jari. Pegangan ini akan memudahkan anda pada saat membuat sapuan khuas secdara vertical, tetapi akan sedikit kesulitan jika horizontal.

Gaya Memberikan Pensil
Pegang kuas anda seperti anda sedang memberikan pensil atau gunting kepada orang lain. Pegangan ini lebih longgar jika dibandingkan dengan gaya cubitan, dengan tekanan dari ibu jari pada tangkai kuas terhadap jari telunjuk dan tengah. Jari manis dan kelingking anda akan menekan pelan dan berfungsi sebagai kemudi.  Pegang secara longgar, kuas akan memberimu kontrol lebih saat anda memperikan perhatian penuh pada kertas.
Kontrol terbaik pegangan ini adalah pada ujung jari dan pergelangan. Kontrol pegangan ini lebih baik dari pada pegangan cubitan. Pegangan ini sangat cocok untuk melukis aliran impresionis.

Gaya Obeng
Pegang kuas cat air seperti anda memegang obeng. Gaya ini akan terasa sulit pada awalnya, terutama saat melukis dengan cat air. Gaya pegangan ini memiliki beberapa kelebihan: Pertama, dengan keterbatasan kontrol pada pegangan ini, akan memaksa kita lebih simpel dalam melukis. Kedua, memegang kuas cat air anda dengan gaya ini makan memberi anda kesan goresan sketsa dan lukisan. Ketiga, jika jari-jari anda bergetar atau sendi anda sakit, anda dapat merubah gaya dengan cara merubah cara anda dalam melukis.
Kontrol pergrakan dengan peangan ini terumpu pada lengan dan pergelangan anda. Jari anda terpusat untuk mencengkeram kuas, maka bergeraklah dengan pergelangan dan lengan anda. Memegang kuas dengan cara ini akan memberikan kesan artistik yang agresif

Konduktor
Pegang kuas anda pada bagian ujung pegangan kuas, seperti seoarang konduktor musik yang memegang tongkatnya saat memimpin sebuah orkestra. Pegangan ini merupakan gaya yang sangat interaktif. Anda harus secara aktif memperhatikan gerakan kuas pada kertas. Jika anda aktif berinteraksi, kuas akan membalas interaksi anda.

Dengan pegangan ini, seluruh lengan dan ujung jari anda mempengaruhi keseimbangan dan kadang kuas seperti memiliki pikiran sendiri sehingga pengerjaan lukisan akan lebih mengalir. Pegangan ini sangat cocok untuk membuat sketsa cat air di ruangan terbuka dengan subjek yang terlihat sekilas saja.

Bapak Seni Lukis Indonesia Modern

Sindudarsono Sudjojono (1913-1985). Dia pionir yang mengembangkan seni lukis modern khas Indonesia. Pantas saja komunitas seniman, menjuluki pria bernama lengkap Sindudarsono Sudjojono yang akrab dipanggil Pak Djon iini dijuluki Bapak Seni Lukis Indonesia Baru. Dia salah seorang pendiri Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) di Jakarta tahun 1937 yang merupakan awal sejarah seni rupa modern di Indonesia.

Pelukis besar kelahiran Kisaran, Sumatra Utara, 14 Desember 1913, ini sangat menguasai teknik melukis dengan hasil lukisan yang berbobot. Dia guru bagi beberapa pelukis Indonesia. Selain itu, dia mempunyai pengetahuan luas tentang seni rupa. Dia kritikus seni rupa pertama di Indonesia.

Ia seorang nasionalis yang menunjukkan pribadinya melalui warna-warna dan pilihan subjek. Sebagai kritikus seni rupa, dia sering mengecam Basoeki Abdullah sebagai tidak nasionalistis, karena melukis perempuan cantik dan pemandangan alam. Sehingga Pak Djon dan Basuki dianggap sebagai musuh bebuyutan, bagai air dan api, sejak 1935.

Tapi beberapa bulan sebelum Pak Djon meninggal di Jakarta, 25 Maret 1985, pengusaha Ciputra mempertemukan Pak Djon dan Basuki bersama Affandi dalam pameran bersama di Pasar Seni Ancol, Jakarta. Sehingga Menteri P&K Fuad Hassan, ketika itu, menyebut pameran bersama ketiga raksasa seni lukis itu merupakan peristiwa sejarah yang penting.

Pak Djon lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa, buruh perkebunan di Kisaran, Sumatera Utara. Namun sejak usia empat tahun, ia menjadi anak asuh. Yudhokusumo, seorang guru HIS, tempat Djon kecil sekolah, melihat kecerdasan dan bakatnya dan mengangkatnya sebagai anak. Yudhokusumo, kemudianmembawanya ke Batavia tahun 1925.

Djon menamatkan HIS di Jakarta. Kemudian SMP di Bandung dan SMA Taman Siswa di Yogyakarta. Dia pun sempat kursus montir sebelum belajar melukis pada RM Pirngadie selama beberapa bulan dan pelukis Jepang Chioji Yazaki di Jakarta.

Bahkan sebenarnya pada awalnya di lebih mempersiapkan diri menjadi guru daripada pelukis. Dia sempat mengajar di Taman Siswa. Setelah lulus Taman Guru di Perguruan Taman Siswa Yogyakarta, ia ditugaskan Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Madiun tahun 1931.

Namun, Sudjojono yang berbakat melukis dan banyak membaca tentang seni lukis modern Eropa, itu akhirnya lebih memilih jalan hidup sebagai pelukis. Pada tahun 1937, dia pun ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Keikutsertaannya pada pameran itu, sebagai awal yang memopulerkan namanya sebagai pelukis.

Bersama sejumlah pelukis, ia mendirikan Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia), 1937. Sebuah serikat yang kemudian dianggap sebagai awal seni rupa modern Indonesia. Dia sempat menjadi sekretaris dan juru bicara Persagi.

Sudjojono, selain piawai melukis, juga banyak menulis dan berceramah tentang pengembangan seni lukis modern. Dia menganjurkan dan menyebarkan gagasan, pandangan dan sikap tentang lukisan, pelukis dan peranan seni dalam masyarakat dalam banyak tulisannya. Maka, komunitas pelukis pun memberinya predikat: Bapak Seni Lukis Indonesia Baru.

Lukisannya punya ciri khas kasar, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas. Objek lukisannya lebih menonjol pada Lukisan pemandangan alam, sosok manusia, serta suasana. Pemilihan objek itu lebih didasari hubungan batin, cinta, dan simpati sehingga tampak bersahaja. Lukisannya yang monumental antara lain berjudul: Di Depan Kelambu Terbuka, Cap Go Meh, Pengungsi dan Seko.

Dalam komunitas seni-budaya, kemudian Djon masuk Lekra, lalu masuk PKI. Dia sempat terpilih mewakili partai itu di parlemen. Namun pada 1957, ia membelot. Salah satu alasannya, bahwa buat dia eksistensi Tuhan itu positif, sedangkan PKI belum bisa memberikan jawaban positif atas hal itu. Di samping ada alasan lain yang tidak diungkapkannya yang juga diduga menjadi penyebab Djon menceraikan istri pertamanya, Mia Bustam. Lalu dia menikah lagi dengan penyanyi seriosa, Rose Pandanwangi. Nama isterinya ini lalu diabadikannya dalam nama Sanggar Pandanwangi. Dari pernikahannya dia dianugerahi 14 anak.

Di tengah kesibukannya, dia rajin berolah raga. Bahkan pada masa mudanya, Djon tergabung dalam kesebelasan Indonesia Muda, sebagai kiri luar, bersama Maladi (bekas menteri penerangan dan olah raga) sebagai kiper dan Pelukis Rusli kanan luar.

Itulah Djon yang sejak 1958 hidup sepenuhnya dari lukisan. Dia juga tidak sungkan menerima pesanan, sebagai suatu cara profesional dan halal untuk mendapat uang. Pesanan itu, juga sekaligus merupakan kesempatan latihan membuat bentuk, warna dan komposisi.
Ada beberapa karya pesanan yang dibanggakannya. Di antaranya, pesanan pesanan Gubernur DKI, yang melukiskan adegan pertempuran Sultan Agung melawan Jan Pieterszoon Coen, 1973. Lukisan ini berukuran 300310 meter, ini dipajang di Museum DKI Fatahillah.

Secara profesional, penerima Anugerah Seni tahun 1970, ini sangat menikmati kepopulerannya sebagai seorang pelukis ternama. Karya-karyanya diminati banyak orang dengan harga yang sangat tinggi di biro-biro lelang luar negeri. Bahkan setelah dia meninggal pada tanggal 25 Maret 1985 di Jakarta, karya-karyanya masih dipamerkan di beberapa tempat, antara lain di: Festival of Indonesia (USA, 1990-1992); Gate Foundation (Amsterdam, Holland, 1993); Singapore Art Museum (1994); Center for Strategic and International Studies (Jakarta, Indonesia, 1996); ASEAN Masterworks (Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia, 1997-1998).

Dari berbagai sumber

Sejarah Seni Lukis Indonesia


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.

Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.

Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.

Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.

Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut masih dipegang hingga saat ini.

Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Aliran seni lukis

Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Aliran lain

* Ekspresionisme
* Impresionisme
* Fauvisme
* Neo-Impresionisme
* Realisme
* Naturalisme
* De Stijl

Abstrak

Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

Realisme pada Seni Lukis Indonesia


Awal sebuah kata realisme muncul di dalam teori filsafat. Realisme merupakan paham atau ajaran yang selalu bertolak dari kenyataan. Dalam karya seni visual, istilah realisme mulai muncul pertama kali di Prancis sekitar tahun 1850, yang dipelopori oleh pelukis Gustav Courbet dan Francois Millet. Tema dalam karya-karya pelukis realisme pada masa itu lebih banyak mengambil objek kehidupan petani, buruh, maupun tukang. Di sisi lain, seni lukis realisme di Prancis, mendapat kecamatan keras dari para pemilik modal, kolektor, serta galeri. Dalam konteks ini timbul sebuah pertanyaan, bagaimana kemunculan seni lukis realisme di Indonesia?

Di Indonesia, realisme mulai muncul pada masa kolonial, tepatnya pada masa Raden Saleh Syarif Bustaman pertama kali mempopulerkan karya seni lukis yang bergaya realisme. Tak menutup kemungkinan gaya realisme yang dibawakan Raden Saleh itu merupakan hasil pengaruh dari realisme Barat. Hal ini dikarenakan ia pernah mengenyam pendidikan dasar-dasar seni lukis realisme di Barat, salah satu diantaranya di Belanda.

Sejak kedatangan Raden Saleh di Indonesia, realisme muncul sebagai salah satu gaya dalam seni lukis, dan gaya tersebut membawa perubahan baru seni lukis di Indonesia. Hasil karya seni lukis Raden Saleh lebih banyak mengambil tema kehidupan kaum bangsawan dan kehidupan binatang.

Kepiawaian teknik, bentuk, karakter, terang gelap dan seterusnya, yang diterapkan dalam karya seni lukis tersebut, menjadi perhatian bagi pelukis-pelukis lain di Indonesia, diantaranya adalah pelukis R. Abdullah Suryosubroto, Wakidi dan M. Pirngadi. Tiga pelukis yang pernah bergabung dalam sanggar Hindia Molek atau Mooi Indie (1925-1938) ini, mencoba meneruskan realisme di Indonesia. Tema yang dilukis masa itu hanya menampilkan keindahan alam Indonesia. Tema ini kurang mendapat perhatian dari pelukis-pelukis lain, karena menyempitkan gerakan tema seni lukis di Indonesia. Para pelukis lain yang masih meneruskan gaya realisme adalah Basuki Abdullah, Soedarso, Sudjojono, Affandi, hingga Rustamdji. Para pelukis ini juga merupakan bagian salah satu dari gabungan dalam sanggar-sanggar seni lukis Indonesia, seperti ada yang tergabung dalam sanggar, Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia 1938-1942), Poetera (Poesat Tenaga Rakyat), Sim (Seniman Masyarakat), dan sebagainya.

Dengan muncul dan berkembangnya beberapa sanggar seni lukis di Indonesia, maka tema-temanya pun mengalami perkembangan -- tidak lagi terbatas pada keindahan alam, binatang, potret, tetapi pada pengembangan dari kehidupan dan penderitaan rakyat sehari-hari seperti kehidupan orang cacat, orang miskin, pengamen, kaum buruh, hingga petani. Di sisi lain, pengembangan pada teknik melukis sangat diperhatikan pada masa itu, sehingga seni lukis realisme Indonesia memiliki identitas pribadi.

Mengenang Kembali
Kini, salah satu kurator Indonesia yakni Merwan Yusuf telah kembali memamerkan karya beraliran realisme di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat. Pameran itu telah digelar 24 September dan berakhir 8 Oktober 2003. Tujuan pameran ini, tentu untuk mengenang kembali pertumbuhan dan perkembangan seni lukis realisme Indonesia. Karya-karya seni lukis yang ditampilkan pada pameran kali ini antara lain karya Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Yuswantoro Adi, Ida Hadjar YW, Kustiya, Soedarso, hingga Gatot Prakosa. Setiap karya realisme yang dipamerkan memiliki ciri khas dan karakter pribadi. Hal ini nampak pada kemahiran pada teknik melukis, terang gelap suatu objek, ketepatan bentuk, kekontrasan warna-warna, komposisi, pengambilan objek, dll.

Salah satu contoh karya seni lukis disamping menekankan pada bentuk, perspektif dan terang gelap terdapat pada karya Yuswantoro Adi dan Dede Eri Supria. Sementara karya-karya Gatot Prakosa lebih mengandalkan pada komposisi bentuk, warna dan ruang. Kemudian karya Hendra Gunawan menekankan pada permainan warna-warna kontras yang terdapat pada setiap objek, dan penampilan warna-warna juga nampak terpisah-pisah. Pemisahan warna-warna ini, disamping mengesankan terang-gelapnya cahaya, dekat-jatuhnya objek dan memberi kesan ngeri, jijik dan takut. Kemudian bentuk wajah khususnya pada bagian wajah dari masing-masing objek hampir dibuat sama sehingga karakter objeknya juga berkesan sama.

Pijakan-pijakan dasar kesenilukisan realisme yang diterapkan masing-masing pelukis ini memberi dampak positif bagi kalangan pelukis muda lainnya, sehingga seni lukis realisme tetap menjadi eksis di masyarakat. Di samping itu, realisme merupakan dasar untuk melangkah menuju pada gaya-gaya berikutnya seperti surealis, abstrak, ekspresionis, kubisme, pop art, dan seterusnya. Bagi kalangan masyarakat luas -- negara Timur dan Barat, seni lukis realisme sangat mudah dipahami karena disamping bentuknya jelas, tekniknya halus dan dari segi temanya lebih banyak menggambarkan realitas sosial. Bahwa realitas sosial yang terjadi di kalangan masyarakat umumnya menjadi perhatian bagi para pelukis dunia, sehingga pahit dan bahagianya kehidupan masyarakat setempat tetap memberi inspirasi bagi kalangan seniman.

Sabtu, 21 Mei 2011

MEMBACA MAKNA SENI LUKIS ABSTRAK

SENI ABSTRAK


Seni abstrak adalah salah satu jenis kesenian kontemporer yang tidak menggambarkan obyek dalam dunia asli, tetapi menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Pada awal abad ke-20, istilah ini lebih digunakan untuk mendeskripsikan seni seperi kubisme dan seni futuristik.

Memahami Lukisan Abstrak
Lukisan abstrak sering menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat kebanyakan.

Lukisan apa ini? Kok tidak ada bentuknya? Seperti corat-coret saja! Lukisan seperti ini sulit dipahami. Pernyataan seperti itu sering terlontar ketika seseorang berhadapan dengan lukisan abstrak.

Karena tidak mengemukakan sesuatu yang kongkrit, lukisan abstrak terkesan sulit dimengerti. Hanya orang-orang tertentu saja yang menyukai lukisan jenis ini. Kesannya, lukisan abtrak menjadi karya seni kaum elit dan hanya dipahami kaum intelek saja. Padahal sebenarnya tidak sulit memahami lukisan abstrak.

Sekilas Seni Abstrak

Louis Fichner dalam Understanding Art (1995) menyatakan, seni abstrak merupakan penyederhanaan atau pendistorsian bentuk-bentuk, sehingga hanya berupa esensinya saja dari bentuk alam atau objek yang diabstraksikan. Abstraksi, mengubah secara signifikan objek-objek sehingga menjadi esensinya saja.

Seni abstrak diciptakan melalui dua pendekatan. Pertama, seni abstrak diciptakan tanpa merujuk secara langsung pada bentuk-bentuk eksternal atau realitas. Ke dua, seni abstrak berupa citraan-citraan yang diabstraksikan yang berasal dari alam. Seni abstrak diciptakan melalui proses mengubah atau menyederhanakan bentuk-bentuk menjadi bentuk geometrik atau biomorfik. Seni abstrak juga dapat diciptakan dalam bentuk ekspresif.

Istilah nonobjective dahulu digunakan untuk mendeskripsikan jenis-jenis seni abstrak tertentu. Istilah ini kemudian ditinggalkan oleh para kritikus kontemporer dan para sejarawan. Mereka lebih memilih istilah seni abstrak daripada seni nonobjective. Seni abstrak muncul pada abad 20 dalam seni rupa Barat, sebagai seni avant-garde.

Lukisan abstrak berupa abstraksi pohon dibuat oleh pelukis Piet Mondrian. Pelukis ini menciptakan lukisan abstrak melalui beberapa tahapan. Pertama, pohon digambar tampak seperti mata memandang. Kemudian pohon digambar berdasarkan esensinya saja, yaitu struktur garisnya.

Lukisan abstrak lainnya, lukisan ekspresionis karya Jackson Pollock, merupakan ekspresi murni pelukis tanpa merujuk pada objek-objek alam. Lukisan abstrak ini diciptakan berdasarkan intuisi pelukis. Cat warna-warni di tuangkan pada permukaan kanvas, sehingga membentuk komposisi-komposisi tertentu.

Ibarat Mendengar Musik Instrumental

Wassily Kandinsky pelukis ternama Rusia, menyatakan, lukisan abstrak itu ada kemiripan dengan musik. Memahami lukisan abstrak bisa diibaratkan seperti kita mendengarkan musik instrumental. Kita bisa merasakan keindahan nada-nada musik itu tanpa harus dibebani dengan muatan-muatan verbal.

Semua unsur estetika dikembalikan pada bentuknya yang paling murni. Pada musik, semua unsur nada mewakili nada itu sendiri. Pada senilukis, warna mewakili warna, garis mewakili garis, demikian pula dengan unsur-unsur visual lainnya. Pada lukisan abstrak, unsur-unsur visual tidak digunakan untuk merepresentasikan objek-objek tertentu.

Pada lukisan abstrak, unsur-unsur visual disusun sedemikian rupa, sehingga menyampaikan pesan atau kesan tertentu. Unsur-unsur visual ini sendiri memiliki karakter dan makna-makna simbolik. Karakter dan makna simbolik unsur-unsur visual dapat menyiratkan makna tertentu yang diinginkan pelukis.

Jika pada musik instrumental orang bisa merasakan nada-nada senang, sedih, semangat dan sebagainya. Demikian pula dengan lukisan. Komposisi unsur-unsur visual bisa menunjukkan hal yang sama. Kesan kalem, tenang, tegas, berani, optimis dan sebagainya dapat diciptakan melalui komposisi unsur-unsur visual.

Klasifikasi warna

Lukisan abstrak dapat dianalisis berdasarkan klasifikasi warnanya. Warna dapat diklasifikasian dalam beberapa kelompok, yaitu warna panas, dingin, harmonis, monokromatis, kontras dan netral. Warna panas terdiri dari unsur-unsur warna merah, kuning dan oranye. Warna dingin terdiri dari unsur-unsur warna hijau, hijau muda, dan biru.

Warna harmonis terdiri dari unsur-unsur warna berdekatan dalam lingkaran warna. Contohnya warna biru, hijau dan hijau muda. Atau warna merah, oranye dan kuning.

Warna monokromatis, warna yang disusun berdasarkan warna senada. Warna senada dibuat dengan menambahkan warna putih atau hitam. Warna biru bila ditambahkan warna putih akan menjadi biru terang. Semakin banyak warna putih ditambahkan, warna biru akan tampak semakin terang. Dengan cara seperti ini warna biru terang bisa dibuat menjadi beberapa tingkatan. Jika disusun dalam bidang gambar warna ini menjadi warna monokromatis biru.

Jika ditambahkan warna hitam, warna biru akan menjadi biru gelap. Semakin banyak warna hitam ditambahkan, warna biru akan semakin gelap. Dengan cara ini pula warna biru gelap bisa dibuat beberapa tingkatan. Jika disusun dalam bidang gambar, menjadi susunan warna biru monokromatis.

Warna kontras terdiri dari unsur-unsur warna yang saling bertentangan. Warna hitam dan warna putih adalah kontras karena sangat bertentangan. Warna kuning dengan ungu juga kontras. Demikian pula warna merah dengan hijau. Warna kontras adalah warna-warna yang sangat bertentangan. Dalam lingkaran warna, posisi warna kontras saling berhadapan.

Karakter warna

Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan karakter warnanya. Karakter warna, kesan yang ditimbulkan oleh warna. Warna kuning, oranye dan merah memberi kesan warna hangat, gembira, semangat, berani dan sebagainya. Warna biru, hijau dan hijau muda memberi kesan sejuk, tenang, nyaman, dan sebagainya. Warna hitam, putih, dan abu-abu adalah warna netral.
Karakter Garis dan Tekstur
Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan karakter garis dan teksturnya. Garis dan tekstur memiliki karakter tertentu. Garis meliuk terkesan gemulai, lembut dan lunak. Garis lurus dan menikung tajam terkesan kaku, tegas dan keras. Demikian pula dengan tekstur, permukaan tekstur lukisan menyampaikan karakter tertentu. Tekstur halus memberikan kesan lembut dan nyaman. Sedangkan tekstur kasar manyampaikan kesan sebaliknya, keras dan tidak nyaman.

Komposisi

Lukisan abstrak juga dapat dianalisis komposisinya. Komposisi lukisan dapat diciptakan dengan berbagai cara. Pertama, komposisi balans simetris. Pada komposisi ini unsur-unsur visual lukisan disusun seimbang secara simetris. Kedua, komposisi balans asimetris. Pada komposisi ini, susunan unsur-unsur visual lukisan disusun seimbang namun tidak simetris.

Makna Simbolik

Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan warna simboliknya. Warna simbolik menyampaikan pesan-pesan atau kesan-kesan tertentu berdasarkan karakter warna. Warna sebagai simbol dipergunakan atas dasar konvensi, atau suatu kebiasaan yang berlaku umum.

Mawar merah dapat diartikan sebagai lambang cinta. Berdasarkan karakternya, warna merah terkesan semangat, berani, hangat, bahagia, dan optimis. Seorang pemuda yang memberikan setangkai mawar merah pada gadis pujaannya, dapat diartikan pemuda itu menyatakan cinta pada si gadis. Karakter warna merah dapat dianggap mewakili perasaan pemuda itu.

Warna hitam sering dipergunakan untuk menyatakan dukacita. Berdasarkan karakternya, warna hitam terkesan gelap, misterius, murung, sedih dan tenang. Pada upacara pemakaman biasanya orang mengenakan busana warna hitam sebagai pernyataan duka cita.

Demikian pula dengan warna-warna lainnya. Setiap warna memiliki karakter dan makna-makna simbolik tertentu. Warna hijau misalnya, banyak dipergunakan untuk simbol lingkungan hidup. Warna ini memiliki karakter sejuk, dingin, segar, tenang, dan nyaman. Warna hijau memberikan kesan kehidupan.

Warna kuning banyak dimanfaatkan untuk upacara-upacara gemerlap dan mewah. Warna kuning mengesankan kemegahan. Warna putih banyak dipergunakan untuk upacara-upacara sakral. Warna putih mengesankan bersih dan suci.
Pada lukisan abstrak, seorang pelukis memilih warna-warna berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pilihan-pilihan warna berdasarkan pada karakter dan makna-makna simbolik warna itu sendiri. Seorang pelukis abstrak tidak asal saja menaruh warna-warna pada kanvas.

Menikmati Lukisan Abstrak

Menikmati lukisan abstrak dapat dilakukan dengan cara melihat keharmonisan susunan unsur-unsur visualnya. Unsur-unsur visual berupa komposisi, warna, garis, dan tekstur lukisan menciptakan kesan dan pesan tertentu. Setiap orang berhak menafsirkan lukisan abstrak sesuai dengan latar belakang pengalamannya. Karena lukisan adalah tanda visual multi interpretasi.


Sumber : http://liza-pecintasenimurni.blogspot.com